Pertanyaan:

Apa bantahan Syaikh yang mulia terhadap mereka yang berdalil dengan ayat ini:
فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا
“Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami.” (QS at-Tahrim: 12)
bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam adalah anak Allah, Maha Tinggi Allah dari apa saja yang dikatakan oleh orang-orang yang zhalim?

Jawab:

Ayat ini terdapat dalam surat at-Tahrim:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami.” (QS at-Tahrim: 12)
Dan dalam surat al-Anbiya:
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا
“Yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami.” (QS al-Anbiya: 91)
Ayat ini menegaskan peniupan ruh itu pada diri Maryam dan bahwa tiupan itu sampai ke kemaluannya, sehingga dia mengandung Nabi Isa ‘alaihis salam. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
“Lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (QS Maryam: 17)
Dia adalah malaikat yang berkata,
إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لأهَبَ لَكِ غُلامًا زَكِيًّا
“Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” (QS Maryam: 19)
Disebutkan dalam kitab tafsir bahwa malaikat tersebut meniupkan ruh ke dalam saku baju Maryam, sehingga tiupan itu sampai ke dalam rahimnya. Lalu ia pun mengandung Nabi Isa ‘alaihis salam.
Yang dimaksud dengan ruh di sini adalah ruh yang Allah ciptakan yang menghasilkan kehidupan, sebagaimana terjadi pada Nabi Adam ‘alahis salam. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS Hijr: 29)
Allah telah meniupkan ruh pada diri Nabi Adam ‘alaihis salam. Sama halnya dengan Nabi Isa ‘alaihis salam, beliau diciptakan dengan ruh ini yang merupakan makhluk-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril.” (QS al-Qadr: 4)
Dan firman-Nya,
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا
“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf.” (QS an-Naba: 38)
Jadi Nabi Isa ‘alaihis salam adalah makhluk yang diciptakan dari tiupan ini yang merupakan ruh ciptaan Allah yang dengannya Dia menciptakan semua manusia, dan yang pertama dari mereka adalah Nabi Adam ‘alaihis salam. Allah berfirman,
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati.” (QS as-Sajdah: 9)
Atas dasar ini maka tidak ada keistimewaan bagi Nabi Isa dengan ruh tersebut, justru beliau seperti makhluk lainnya yang terdiri dari ruh dan jasad yang bisa bergerak dan bisa berbolak-balik dalam kehidupan ini. Wallahu a’lam. (Syaikh Abdullah bin Jibrin)
_

Pertanyaaan:

Allah berfirman,
إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ
“Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.” (QS an-Nisa: 171)
Sebagian orang Nasrani mengatakan: “Ayat ini menguatkan apa yang kami yakini bahwa Nabi Isa adalah salah satu dari yang tiga (Bapak, Anak dan Ruhul Qudus).” Lalu apa jawaban syar’i terhadap kedustaan ini?

Jawab:

Ini adalah pendapat batil. Pendapat tersebut tidak sesuai dengan ayat tersebut dan zhahir ayat tidak mengisyaratkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkannya dalam ayat ini, kemudian Dia mengganti dari nama ini kepada nama aslinya, yaitu Isa, kemudian Dia menisbatkannya kepada ibunya, Maryam, sebagaimana selainnya dinisbatkan kepada bapaknya. Kemudian Allah menyebutkan bahwa beliau adalah utusan-Nya, artinya orang yang diutus dari Rabb-nya kepada Bani Israil. Kemudian disambungkan kepadanya sebuah sifat, yaitu bahwa beliau adalah Kalimatullah, maksudnya Allah menciptakannya dengan kalimat kun ‘jadilah’, sebagaimana dengan kalimat ini Allah telah menjadikan Adam tanpa bapak dan ibu. Kemudian Allah juga mensifatinya bahwa beliau adalah ruh dari ruh-ruh yang telah Allah ciptakan.
Pada ayat terdapat tiga nama dan tiga sifat yang dimiliki oleh Nabi Isa ‘alaihis salam. Penamaan Isa sebagai putra Maryam membatalkan pendapat bahwa beliau adalah anak Allah. Karena Nabi Isa telah dinisbatkan kepada ibunya, yaitu Maryam. Kemudian Nabi Isa disifatkan sebagai utusan Allah, artinya orang yang diutus oleh Allah seperti para utusan lain yang telah Allah amanatkan berupa syariat-Nya dan Dia mengutusnya kepada makhluk-Nya untuk beribadah kepada Allah. Lalu disebutkan Nabi Isa adalah Kalimatullah yang dengannya Alah mengutus seorang malaikat, lalu malaikat tersebut meniupkan pada saku baju Maryam, lalu tiupan tersebut sampai ke rahimnya sehingga Maryam pun mengandung beliau. Lalu disebutkan bahwa Nabi Isa adalah ruh dari Allah. Ini adalah idhafah tasrif (penyandaran kemuliaan) seperti baitullah (rumah Allah) dan naqatullah (unta Allah).* Jadi beliau adalah ruh yang Allah ciptakan.
Adapun ruhul qudus yang mengenainya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ
“Dan Kami memperkuatnya dengan ruhul qudus.” (QS al-Baqarah: 87)
Maka yang dimaksud dengannya adalah Jibril, yaitu malaikat penyampai wahyu yang turun kepada para nabi dan dia adalah makhluk Allah seperti malaikat-malaikat yang lain. Wallahu a’lam. (Syaikh Abdullah bin Jibrin)
***
 [*]Lihat QS asy-Syam: 13 lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: (“Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.”
Disadur dari Menjawab Ayat dan Hadits Kontroversi, Pustaka at-Tazkia 2010.


Disadur dari link yang lain:
"Ilustrasi"
Kristiani senantiasa mencari cara untuk mendukung dogma palsu yang mereka anut, salah satunya dengan memilintir berbagai ayat dalam Al-Quran begitu juga dengan hadits Rasulullah untuk mencari klaim soal kebenaran agama mereka yang sesungguhnya tidak pernah ada. Seperti apa yang akan kita bahas saat ini, yaitu berbagai klaim ketuhanan Isa yang menurut Kristiani ada dalam Al-Quran dan hadits.

Tentu klaim ketuhanan Isa ini merupakan pernyataan konyol dan mengada-ada, lebih irasional lagi referensinya diambil dari Al-Quran dan hadits, karena jelas selama anda merujuk ke Al-Qur'an dan sumber Islam lainnya, anda tidak akan pernah menemukan ketuhanan nabi Isa dan pendukungan terhadap dogma Kristen. Justru Al-Qur'an datang salah satunya untuk meluruskan berbagai penyesatan ajaran sebelumnya terutama Kristen dan Yahudi, dimana salah satunya membantah fitnah Kristen yang mengatakan nabi Isa adalah Tuhan dan fitnah Yahudi yang mengatakan nabi Isa adalah nabi palsu dan anak hasil perzinahan.

Bantahan terhadap Nasrani/Kristen:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(QS. Al-Maa'idah' 5:72)

Bantahan terhadap Yahudi:
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),(QS. An-Nisaa' 4:156)

Adanya klaim ketuhanan Isa ini menjadikan bermunculannya murtadin-murtadin palsu yang mengaku meninggalkan Islam dan masuk Kristen dengan alasan menemukan ketuhanan nabi Isa dalam Al-Qur'an, ini dapat dikatakan pengakuan konyol sekaligus memalukan, apa yang mereka lakukan ini hanyalah mempertontonkan ketidak tahuan karena ayat yang mereka kutip pada dasarnya hanya memperkuat kedudukan Nabi Isa sebagai utusan Allah sehingga hanya akan menjadi bahan tertawaan umat Muslim saja.

Walaupun klaim-klaim kosong yang mereka berikan itu hanyalah sesuatu yang memalukan diri mereka sendiri sekaligus menunjukkan kebutaan mereka terhadap Islam dan Al-Qur'an, tidak jarang ada saja Muslim awam yang kurang mengetahui terpengaruh dengan perkataan mereka yang menipu, untuk itu disini kami akan membahas secara singkat berbagai klaim tidak berdasar mereka.

KLAIM AL-QUR'AN

1. Isa terkemuka dunia dan akhirat
"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)," (QS. Ali-Imran 3:45)

Tanggapan:
Sebelumnya mari kita lihat kata Arab yang digunakan dalam ayat tersebut.

QS. Ali-Imran 3:45
إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
"Idz Qaalati malaaikatu yaamaryamu innallaaha yubasysyiruka bikalimatin minhu ismunul masiihu isa ibnu maryama wajihan fiddunnya wal akhirati wa minal muqarrabiin"

Dalam ayat diatas, kata wajihan yang diartikan sebagai terkemuka. Wajihan juga berarti terhormat namun wajihan bukan bermakna paling atau mengungguli. Kata wajihan pada ayat diatas juga dipakai pada nabi-nabi yang lain karena para nabi adalah orang-orang yang terkemuka, mereka adalah orang-orang yang diberikan karunia lebih oleh Allah Subhana Wa Ta'ala, contohnya penyebutan Nabi Musa juga memakai kata wajihan.

QS. Al-Ahzab' 33:69
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا
"Yaa ayyuhal ladziina amanuu laa takuunuu kalladziina aadzau muusaa fabarra-ahullaahu mimmaa qaaluu wa kaana 'indallaahi wajihan."
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat/terkemuka di sisi Allah."

Jelasnya yang dimaksud orang yang termuka dalam Al-Qur'an bukan hanya Nabi Isa namun juga nabi-nabi yang lain. jadi ayat diatas tidak membuktikan bahwa derajad nabi Isa lebih tinggi dari nabi lain, karena semua nabi tentunya terkemuka disisi Allah Subhana Wa Ta'ala. Mengenai "Muqarrabin" orang yang didekatkan, kata tersebut jelas menunjukkan bahwa Isa adalah salah satu orang yang didekatkan artinya masih banyak "Muqarrabin" yang lainnya yaitu para Nabi juga orang-orang pilihan disisi Allah.

Kristiani mengira bahwa sosok terkemuka dunia akhirat adalah Tuhan, padahal Allah adalah Dzat penguasa dunia dan akhirat sedang terkemuka sama sekali tidak mengindikasikan penguasaan, terkemuka dan berkuasa jelas kata yang berbeda. Penguasa mengindikasikan terkemuka, tapi terkemuka belum tentu mengindikasikan penguasa. Analoginya Bill Gates terkemuka diberbagai negara karena menciptakan Microsoft, apakah itu berarti dia pemilik suatu negara? Begitu juga telah terjawab dengan nabi Musa yang juga terkemuka disisi Allah, tentu kedudukan disisi Allah lebih besar dibanding dunia akhirat dan segala isinya. Sehingga klaim kosong Kristiani harus berakhir disini.

2. Isa menunjukkan jalan yang lurus
"Tunjukilah kami jalan yang lurus." (QS. Al-Faatihah' 1:6)
"Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus." (QS. Az-Zukhruf' 43:61)

Tanggapan:
Tidak jelas maksud Kristiani mengutip ayat Al-Faatihah kemudian menyandingkannya dengan ayat Az-Zukhruf, sekaligus menunjukkan ketidak tahuan mereka akan makna jalan yang lurus. Sebenarnya makna jalan yang lurus telah jelas dari ayat selanjutnya dari QS. Al-Faatihah' 1:6 yang mereka kutip.

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (T-QS. Al-Faatihah' 1:6-7)

Orang yang telah diberi nikmat oleh Allah merujuk kepada nabi-nabi, para shiddiiqiin (orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an.

"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (T-QS. An-Nisaa' 4:69)

Jalan mereka semua adalah jalan Islam dimana Islam adalah ajaran sempurna dan diridhai Allah.

"...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (T-QS. Al-Maa'idah' 5:3)

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)." (T-QS. Al-Jin' 72:16)

Sehingga jelas bahwa jalan lurus yang dimaksud tersebut adalah Islam. Ayat selanjutnya, secara umum Yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. Secara khusus "mereka yang dimurkai" ditujukan kepada umat Yahudi, mereka kaum yang mendapat laknat Allah karena mengetahui kebenaran tetapi mengingkari dan menyembunyikannya serta mempertahankan kekafirannya, sedang "mereka yang sesat" ditujukan kepada umat Nasrani atau Kristen, karena mereka kaum yang rajin beribadah tapi menjalankan ajaran yang salah dan menyesatkan karena kebutaan mereka akan kebenaran.

Shirathal mustaqiim adalah jalan para Rasul Allah, karena semua Nabi berada pada jalan yang lurus. Esensi shirathal mustaqiim adalah beribadah pada Allah tanpa mempersekutukannya.

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus." (T-QS. Yaasiin' 36:61)

Nabi Isa menegaskan, jalan yang lurus adalah bertauhid dan menyembah kepada Allah.

"Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (T-QS. Ali-Imran' 3:51)

Sehingga umat Muslim sama sekali tidak menampik bahwa Nabi Isa menunjukkan jalan yang lurus dimana beliau telah menyerukan jalan yang lurus tersebut kepada bani Israel yaitu menyembah Allah sebagai Tuhan semua manusia. Nabi Ibrahim juga berada di jalan yang lurus (QS. An-Nahl' 16:120-121). Dakwah utamanya adalah mengajak kedua orangtua dan umatnya agar mengikutinya dan mengajak mereka pada jalan yang lurus (QS. Maryam' 19:42-43). Nabi Musa dan Harun juga berada di jalan yang lurus (QS Ash-Shaffat 37:114-118). Nabi Ishaq, Ya'qub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, Harun, Zakariya, Yahya, Ilyas, Ismail, Ilyasa', Yunus, Luth as, semuanya diberi hidayah oleh Allah Subhana Wa Ta'ala, berada di jalan yang lurus (QS. Al-An'am' 6:84-87).

Nabi Muhammad, sebagai penutup para Nabi juga berada di jalan yang lurus.

"Yaa siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah, Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) diatas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai." (T-QS. Yaasiin' 36:6)

"Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus." (T-QS. Al-Hajj' 22:67)

Nabi Muhammad berdakwah menyerukan jalan yang lurus, beliau diwahyukan Al-Qur'an sebagai cahaya yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus." (T-QS. Al-Mu'minuun' 23:73)

"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (T-QS. Asy-Syuura' 42:52)

Begitu juga dengan umat yang mengikutinya dan berpegang teguh pada ajaran Islam.

"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya." (T-QS. An-Nisaa' 4:175)

Jadi kesimpulannya, sirathal mustaqiim atau jalan yang lurus adalah ajaran semua Nabi dan orang yang mengikuti mereka juga berada pada jalan yang lurus. Sehingga mengetahui bahwa Nabi Isa mengajarkan jalan yang lurus sebagaimana para Nabi bukan berarti menuhankan Nabi Isa, melainkan bertauhid dan menyembah hanya kepada Allah sebagai esensi jalan lurus tersebut sebagaimana ajaran Nabi Isa dan Nabi lainnya. Allah adalah tujuan, bukan jalan, dan cara untuk sampai kepada-Nya yaitu mengikuti jalan lurus yang diajarkan semua Nabi yang telah disempurnakan dalam ajaran Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi untuk semua bangsa. Islam lah jalan yang lurus.

Soal klaim lainnya, sering kali Kristiani juga mempermasalahkan kalimat bahwa Isa memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Apa yang dimaksud memberikan pengetahuan tentang kiamat yaitu Nabi Isa menceritakan perihal kiamat kepada umatnya, ada juga yang mengartikan bahwa Nabi Isa merupakan pertanda kiamat terjadi dengan diutusnya beliau diakhir zaman. Sedangkan kapan waktu kiamat tersebut terjadi hanya Allah saja yang tahu.

"Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (T-QS. Al-A'raaf' 7:187)

Semua Nabi memberikan pengetahuan tentang hari kiamat kepada umatnya, begitu juga dengan Nabi Muhammad dimana dalam banyak hadits beliau menceritakan tanda-tanda dan perihal yang terjadi sewaktu kiamat tiba, tapi pengetahuan tentang kapan kiamat tersebut terjadi hanya Allah yang tahu.

"Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." (T-QS. Thaahaa' 20:15)

Lebih jauh, dalam Bible sendiri Yesus mengaku tidak mengetahui kapan hari kiamat tiba.

Markus 13:32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja."

Dalam Bible Yesus juga hanya menceritakan peristiwa apa saja yang terjadi sewaktu kiamat, tapi tentang kapan kiamat tersebut tiba Yesus mengaku dia tidak mengetahuinya, melainkan Bapa saja. Bagaimana mungkin Kristen mau mempertahankan asumsi bahwa dalam Al-Qur'an Nabi Isa mengetahui hari kiamat sedang dalam Biblenya sendiri Yesus mengakui secara jujur dia tidak mempunyai pengetahuan tentang kapan waktunya kiamat terjadi?

3. Isa adalah roh Allah dan kalimat-Nya
"... Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya ..." (QS. An-Nisaa' 4:171)

Tanggapan:
Mari kita lihat keseluruhan isi ayat tersebut yang dipotong-potong oleh Kristiani.

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara." (T-QS. An-Nisaa' 4:171)

Sebenarnya ayat diatas secara jelas telah membantah dogma-dogma yang diyakini Kristiani, mulai dari menuhankan Nabi Isa, mengatakan Allah mempunyai anak, sampai Tritunggal semuanya dibantah dalam ayat diatas. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu adalah utusan Allah, bukan anak Allah, bukan reinkarnasi Allah. Mengenai Nabi Isa adalah roh Allah, Kristiani berpikir bahwa apa yang dimaksud roh Allah dalam Al-Qur'an adalah Allah sendiri, keyakinan ini merupakan dogma Kristiani bahwa Allah berwujud roh, padahal jelas dalam Al-Qur'an, wujud Allah bukanlah roh. Dzat Allah tidak serupa dengan apapun makhluk-Nya begitu juga dengan roh karena roh merupakan makhluk/ciptaan. Dalam Al-Qur'an, semua manusia memiliki roh Allah dalam arti roh ciptaan Allah.

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (T-QS. Shaad' 38:71-72)

Sehingga dapat dimengerti bahwa apa yang dimaksud roh Allah dalam Al-Qur'an bukanlah Allah itu sendiri, melainkan ciptaan-Nya sehingga Dia dapat memberikan roh-Nya kepada siapa saja makhluk ciptaan-Nya.

Soal penciptaan Nabi Isa yang dari kalimat Allah, maksudnya Allah menciptakan Nabi Isa dengan kalimat "kun (Jadilah)" tanpa perantara seorang ayah, sama seperti Nabi Adam yang diciptakan dengan kalimat "kun" atau "jadilah" tanpa perantara kedua orang tua. Al-Qur'an telah menjelaskan:

"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (T-QS. Ali-Imran' 3:59)

Jadi keistimewaan penciptaan Nabi Isa sama seperti Nabi Adam.

4. Isa lahir, wafat, dan bangkit kembali
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (QS. Maryam' 19:33)

Tanggapan:
Ayat ini sering digunakan Kristiani untuk mendukung dogma mereka soal penyaliban, padahal ayat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyaliban. Perlu diketahui bahwa semua manusia mengalami fase seperti ini, yaitu manusia dilahirkan, meninggal, dan akan dibangkitkan kembali saat hari penghakiman, begitu juga dengan Nabi Isa. Dalam Al-Qur'an mengatakan:

"Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali." (T-QS. Maryam' 13:12-15)

Ayat tersebut merujuk kepada Nabi Yahya, dikatakan dalam ayat tersebut "Kesejahteraan atas dirinya (Nabi Yahya) pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali." yang sebenarnya merupakan shalawat keselamatan dari Allah buat beliau. Jika mengikuti asumsi Kristiani, apakah Nabi Yahya juga lahir, meninggal diatas kayu salib, kemudian bangkit pada hari ketiga sebagaimana mereka memandang ayat yang merujuk kepada Nabi Isa?

"Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan." (T-QS. Al-A'raaf' 7:25)

Jelas sekali kesesatan Kristiani yang tidak mengetahui akan Al-Qur'an dilandasi pemaksaan terhadap dogma yang mereka anut sehingga menafsirkan ayat dalam Al-Qur'an secara sembrono dan diluar pengetahuan mereka. Bantahan terhadap penyaliban bahwa Nabi Isa selamat dari kematian salib telah jelas dikatakan dalam Al-Qur'an melalui QS. An-Nisaa' 4:157.

5. Isa anak laki-laki suci
"Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam' 19:19)

Tanggapan:
Pada dasarnya semua Nabi itu suci. Sedang dalam konteks ayat ini, maksudnya Maryam akan mengandung seorang bayi suci yang bebas dari perzinahan, ayat ini berkesinambungan dan sebagai penolakan terhadap tuduhan Yahudi bahwa Maryam berzina sehingga lahir Nabi Isa.

Juga diterangkan dalam hadits bahwa setiap bayi yang baru lahir itu dalam keadaan suci.
"Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala)." (HR. Bukhari)

Semua bayi yang baru lahir itu suci, tidak ada yang terkena dosa waris.

6. Isa membawa mukjizat dan harus ditaati
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (QS. Ali-Imran' 3:50)

Tanggapan:
Dalam ayat diatas sudah jelas dikatakan Nabi Isa membawa tanda atau mukjizat dari Tuhan, yaitu Allah. Sehingga semua mukjizatnya terjadi atas izin Allah. Setiap Nabi dan Rasul itu harus ditaati sebagai penunjuk jalan, tapi kita diharuskan bertakwa hanya kepada Allah sebagai yang empunya jalan. Sebagaimana Nabi lain mengajarkan demikian.

"ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (T-QS. Asy-Syu'araa' 26:161-163)

"Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku," (T-QS. Nuh' 71:2)

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (T-QS. An-Nisaa' 4:59)

Soal apa yang harus ditaati, sudah dijelaskan pada ayat selanjutnya.
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (T-QS. Ali-Imran' 3:50-51)

Sudah cukup untuk membantah pembenaran diri Kristiani. Bertakwalah hanya kepada Allah, dan taatilah ajaran Rasul-Nya, yaitu menyembah dan beribadah hanya kepada Allah, Tuhan semesta alam.

7. Isa diperkuat ruhul qudus
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus..." (QS. Al-Maa'idah' 5:110)
"... Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus..." (QS. Al-Baqarah' 2:253)

Tanggapan:
Ayat diatas sudah jelas mengatakan bahwa Allah lah yang menguatkan Nabi Isa dengan ruhul qudus, sehingga kekuatan dan mukjizat bukan milik Nabi Isa sendiri, melainkan atas izin Allah. Tanpa izin Allah, tentu Nabi Isa tidak diperkuat ruhul qudus dan tidak dapat bermukjizat apa-apa.

Sedang maksud dari diperkuat ruhul qudus, maksudnya kejadian Nabi Isa adalah kejadian yang luar biasa, tanpa ayah, yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus/Jibril kepada diri Maryam. Ini termasuk mukjizat Nabi Isa. Ruhul Qudus adalah Malaikat Jibril sebagaimana dalam ayat Al-Qur'an.

"Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (T-QS. An-Nahl' 16:102)

Nabi Isa diperkuat Malaikat Jibril yang merupakan utusan Allah atas izin Allah pula, sehingga keistimewaan ini sama sekali tidak menunjukkan derajad Nabi Isa diatas para Nabi.

8. Isa mengatakan perkataan yang benar
"Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya." (QS. Maryam' 19:34)

Tanggapan:
Sungguh, tidak ada seorang Muslim pun yang menampik bahwa Nabi Isa mengatakan perkataan yang benar, kami mengakui bahwa beliau adalah utusan atau rasul Allah bagi bani Israel, messias bagi bani Israel, tanda kekuasaan bagi bani Israel. Nabi Isa mengajarkan menyembah hanya kepada Allah, sebagaimana perkataannya yang difirmankan Allah dalam Al-Qur'an:

"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (T-QS. Ali-Imran' 3:50-51)

Nabi Isa juga menubuatkan Nabi akhir zaman setelah dirinya.
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (T-QS. Ash-Shaff' 61:6)

Jadi tidak ada umat Muslim yang membantah Nabi Isa mengatakan perkataan yang benar sebagaimana Nabi lainnya sudah pasti mengatakan perkataan yang benar.

9. Roh Allah menjelma menjadi manusia
"maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (T-QS. Maryam' 19:17)

Tanggapan:
Cara-cara dusta dan memilintir ayat sudah biasa bagi Kristen, salah satunya ayat ini. Mari kita lihat ayat sebelum dan sesudahnya.

T-QS. Maryam' 19:16-19
16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
17. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa."
19. Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci."

Sudah jelas lampiran ayat diatas menunjukkan yang dimaksud roh Kami atau roh Allah yang diutus menjadi manusia sama sekali tidak merujuk ke Nabi Isa, melainkan kepada Malaikat yaitu Malaikat Jibril a.s, Nabi Isa sendiri belum lahir bahkan belum ada dirahim Maryam saat konteks peristiwa ayat tersebut. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Kristiani terlalu bernafsu menuding bahwa roh Allah berarti Allah itu sendiri, sehingga menurut mereka setiap ayat yang mengatakan roh Allah atau roh Kami, mestilah merujuk kepada Nabi Isa sebagai pendukungan terhadap dogma sesat mereka, padahal jelas konteks dari ayat diatas telah membantah asumsi mereka dengan menunjukkan bahwa roh Allah juga dapat berupa Malaikat yang diutus.

Sekali lagi, wujud Allah bukanlah roh, Dzat Allah tidak serupa dengan apapun makhluknya termasuk roh karena roh merupakan ciptaan. Setiap makhluk mempunyai roh Allah dalam arti roh ciptaan Allah. Jadi, saat Allah berfirman bahwa Dia mengutus roh-Nya, berarti Dia mengutus utusan-Nya sebagaimana Malaikat Jibril a.s dalam ayat diatas, bukan mengutus diri-Nya sendiri. (Bible sendiri tidak mempunyai keterangan spesifik mengenai asumsi Kristiani ini. Silahkan ikuti Topic Discuss ۞ KRISTOLOGI ۞ bertema "Wujud Tuhan Allah Dalam Bible")

Kristiani sering kali mencari pembenaran diri soal doktrin dan dogma mereka dalam Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an bukanlah kitab yang cocok untuk mereka mencari pembenaran diri, pasalnya Al-Qur'an secara terang-terangan menyatakan kesesatan mereka. Apalagi yang mereka lakukan hanyalah memilintir sebagian ayat dan mengabaikan ayat lainnya, mengapa mereka melakukan hal tersebut, apakah mereka merasa sebagai ahli Al-Qur'an? Mengapa mereka malah tidak pernah menyinggung ayat semacam ini.

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(T-QS. Al-Maa'idah' 5:72)

"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (T-QS. Ali-Imran' 3:19)

"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar." (T-QS. Al-Baqarah' 2:111)

Mengapa Kristiani tidak pernah menyinggung firman Allah yang berkata demikian? Bukankah menurut mereka yang mencari pembenaran diri merasa Al-Qur'an mendukung dogma mereka? Tapi mengapa mereka malah mengabaikan ayat yang lain, memotong-memotong ayat kemudian mengabaikan ayat lainnya, bukankah merupakan bentuk penyesatan terhadap diri mereka sendiri?

Jika umat Muslim memberikan argumen soal ketidak tuhanan Yesus dengan menggunakan referensi Bible, itu beralasan karena dalam Bible tidak ada ayat yang mendukung ketuhanan Yesus selain dari surat Paulus yang menyesatkan, apalagi dalam Al-Qur'an jelas membicarakan soal kekafiran umat yang menuhankan Nabi Isa sehingga merupakan tanggung jawab umat Muslim dalam dakwah untuk menyampaikan kebenaran. Tapi lain halnya jika Kristen malah mencari pembenaran lewat Al-Qur'an yang jelas-jelas membantah setiap dogma mereka, apalagi yang mereka lakukan hanya pemaksaan asumsi terhadap ayat Al-Qur'an dengan argumen tanpa bobot yang tidak punya fondasi kebenaran. Apakah mereka tidak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang memalukan? Dan sampai kapan mereka akan mempertahankan hal yang memalukan tersebut? Semoga mereka segera mendapat hidayah Allah. Amin..

KLAIM HADITS

Selain Al-Qur'an, Kristiani juga sering mencari pembenaran dalam hadits yang merupakan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, padahal mereka sama sekali tidak mengerti soal ilmu hadits, kedudukan hadits, bagaimana hadits dapat dikatakan sahih, dhoif (lemah), dan maudhu (palsu). Perkataan Rasulullah tidak terlepas dari Al-Qur'an, dimana pribadi beliau digambarkan para sahabat sebagai Al-Qur'an berjalan. Sehingga jika ada yang mengatakan hadits mendukung dogma Kristen, sudah pasti asumsi sesat yang memalukan.

1. Isa roh Allah dan kalimat-Nya
"Isa itu Rohullah, Rasululullah, dan Kalimatullah." (Anas bin Malik hal 72)

Tanggapan:
Ini sudah dijawab diatas sehingga tidak perlu penjelasan lebih lanjut lagi. Kesimpulannya:
1. Roh Allah bukan Allah atau wujud Allah itu sendiri.
2. Allah dapat memberikan roh-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
3. Semua makhluk memiliki roh Allah dalam arti roh ciptaan-Nya.
4. Kalimatullah berarti penciptaan dengan kalimat "kun" sebagaimana Nabi Adam.
5. Nabi Isa hanya utusan sebagaimana utusan lainnya, tidak lebih.

2. Isa adalah Imam Mahdi
"Tidak ada Imam Mahdi selain Isa putra Maryam." (Hadits Ibnu Majah)

Tanggapan:
Entah apa maksud Kristiani menjadikan ayat ini sebagai pendukungan terhadap ketuhanan Nabi Isa, padahal mereka tidak tahu siapa itu Imam Mahdi. Perlu diketahui Imam Mahdi adalah pembela Islam akhir zaman. Asal kata Mahdi sendiri merujuk kepada suatu jabatan yang sangat mulia, yang akan muncul pada akhir zaman, membangunkan Islam dan meninggikannya di atas agama-agama lain. Selain itu, Menurut bahasa Arab, istilah al-Mahdi atau Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk". Dari segi istilahnya pula, petunjuk yang dimaksudkan adalah petunjuk dari Allah, yaitu sama dengan petunjuk yang pernah diterima oleh keempat orang Khalifah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dahulu. Petunjuk yang dimaksudkan adalah petunjuk untuk membawa seluruh manusia kepada Allah, kepada ajaran Islam.

Terlepas dari perbedaan pendapat siapa Imam Mahdi sesungguhnya, apakah Nabi Isa atau oknum lain, yang jelas Imam Mahdi hanya seorang hamba Allah dan seorang Muslim dan tidak ada yang perlu Kristiani banggakan mengenai Imam Mahdi jika dia adalah Nabi Isa. (Penjelasan selengkapnya mengenai Imam Mahdi: http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Mahdi)

3. Nafas Muhammad ditangan Isa
Mutiara Hadits 2002 jilid III no.152
Muhammad Berkata: Nafsihi bi yadihi Isabnu Maryama
artinya: Nafasku ada di tangan Isa Putera Maryam

Tanggapan:
Tanpa perlu penjelasan lebar lagi sudah dapat dideteksi hadits diatas adalah hadits maudhu (palsu). Hadits diatas tidak jelas siapa perawinya dan tidak ada sanadnya, juga tidak terdapat dalam kitab Bukhari dan Muslim. Dan tidak ada dalam sumber Islam perawi hadits bernama "Mutiara", berikut 7 daftar ulama periwayat hadits yang umum diketahui, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah. Lebih konyol lagi hadits ini pun dicantumkan tahunnya, yaitu tahun 2002. Mana ada hadits diciptakan 1400 tahun setelah kematian Nabi Muhammad?

Agaknya Kristiani terlalu bodoh menisbahkan kalimat ini sebagai perkataan Nabi Muhammad. Jika mereka pintar, seharusnya mereka tidak menamakan hadits ini dengan judul "Mutiara Hadits" yang tidak dikenal siapapun, seharusnya dengan nama perawi yang lebih umum, contohnya "Hadits Bukhari 2002 jilid III no.152", walaupun dusta mereka akan langsung terbongkar karena jelas Hadits dari Imam Bukhari tidak ditulis tahun 2002 dan tidak ada dalam kitab hadits tersebut tercantum kalimat ini sebagai hadits dhoi'f maupun maudhu, itu lebih baik bagi Kristiani dari pada melakukan hal yang memalukan. Bukankah cara-cara dusta sudah biasa dilakukan kalangan Kristiani? Kecuali kalau mereka mengatakan bahwa cara memalukan pun sudah biasa dilakukan, terserah mereka.

Perkataan Nabi Muhammad tidak pernah terlepas dari Al-Qur'an, sehingga jika ada hadits yang bertentangan dengan Al-Qur'an sudah dipastikan palsu, Al-Qur'an adalah rujukan pertama dalam mengenali hadits. Hanya dalam Kekuasaan Allah lah kehidupan dan nyawa disetiap makhluk.

4. Muhammad meminta dipertemukan Teman Yang Maha Tinggi
"Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi" (Hadits Shahih Bukhari 1574)

Tanggapan:
Hadits diatas adalah pelintiran, berikut hadits yang lebih menjelaskan.

44.450/4104. Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Abdullah, Yunus berkata; Az Zuhri berkata; Telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab -di antara orang-orang yang berilmu-, bahwa Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata; Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada dalam keadaan sehat wal afiat, beliau pernah bersabda: ‘Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.’ Aisyah berkata; Ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! ‘ Aisyah berkata; Dengan demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup Iebih lama lagi bersama kami. Aisyah pernah berkata; Saya teringat ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat; Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: ‘Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Yang Maha Tinggi.’ (HR. Bukhari)

Rasulullah meminta dipertemukan dengan kekasihnya, ada yang mengatakan para sahabatnya ataupun Muslim yang senantiasa mengamalkan sunnahnya. Sedang frasa "Yang Maha Tinggi" merujuk kepada Allah, ini hanya kesalahan persepsi dalam membaca karena adanya faktor penyelewengan teks yang sengaja dilakukan oleh kalangan Kristiani sehingga seakan Rasulullah meminta bertemu dengan sosok yang dikatakan "Teman Yang Maha Tinggi". Sifat "Maha" hanya dimiliki oleh Allah, sedang Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk-Nya, tidak boleh manusia menyebut Allah sebagai "teman" dimana definisi teman adalah orang yang kita kenal sehingga terjalin hubungan.

Allah bisa saja menganggap kita manusia sebagai teman-Nya atau frasa yang lain dimana Allah menyebut Nabi-Nabi yang diutus-Nya sebagai kekasih-Nya yang menunjukkan kedekatan-Nya terhadap manusia yang beriman. Tapi tentu kita selaku manusia tidak boleh mengklaim diri sebagai teman Allah, kekasih Allah dan lainnya, kita hanya diperuntukkan merendahkan diri dihadapan Allah selaku sebagai hamba Allah atau makhluk ciptaan-Nya.

Ada juga yang menafsirkan bahwa kata Arab dalam hadits tersebut adalah "Rafaka" yang bisa berarti "teman", namun bisa pula berarti "bermanfaat" atau "penolong". Sehingga jika diletakkan dalam pengertian hadits tersebut, berarti makna hadits tersebut adalah Rasulullah meminta dihubungkan dengan Sang Pemberi Manfaat atau Pertolongan, yaitu Allah sendiri.

Yang jelas Kristiani tidak mempunyai dasar dengan mengatakatan bahwa teman yang dimaksud tersebut adalah Nabi Isa sedang dalam hadits lain dikatakan semua Nabi itu bersaudara, singkatnya tidak ada dasarnya Nabi Muhammad harus menyinggung Nabi Isa menjelang wafatnya. Justru dalam banyak hadits dikatakan Nabi Muhammad menyebut umatnya berulang kali sebelum wafatnya yang menunjukkan kecintaan beliau terhadap umatnya Muslim.

5. Isa turun menjadi hakim yang adil
"Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil." (Hadits Muslim No. 127)

Tanggapan:
Hakim yang dimaksud dalam hadits ini tidak sama dengan penghakiman Allah terhadap manusia di padang mahsyar kelak. Maksud dari menjadi hakim yang adil berarti menjadi penengah yang adil, menciptakan iklim keadilan antara umat manusia. Menetapkan hukum dengan adil merupakan perintah Allah kepada semua manusia.

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (T-QS. An-Nisaa' 4:58)

Sebagaimana hakim dalam pengadilan, jika dia menetapkan hukum dengan adil, berarti dia hakim yang adil. Manusia yang menetapkan hukum dengan adil adalah hakim yang adil, sedang Allah adalah Hakim Yang Seadil-adilnya.

"Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?" (T-QS. At-Tiin' 95:8)

Hanya Allah yang menghakimi dan menetapkan keputusan atas kehidupan manusia diakhirat kelak. Tidak sampai memelintir ayat Al-Qur'an, Kristiani juga hobby memelintir hadits demi mendukung dogma keselamatan palsu mereka, sebagaimana hadits diatas. Hadits diatas sebenarnya masih memiliki lanjutan.

Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda: "Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi bersedia menerima pemberian." (HR. Shahih Muslim No. 127)

Seandainya benar bahwa dipenghujung hari kiamat nanti Nabi Isa akan kembali ke bumi, tugas Nabi Isa adalah untuk menghancurkan salib, dalam pengertian menghancurkan dogma kekristenan serta menyangkal penyembahan Kristiani terhadapnya, Bible sendiri mencatat peristiwa ini sebagai nubuat Yesus (Matius 7:21-23). Intinya jika Nabi Isa turun ke bumi, dia akan menjadi musuh kekristenan sehingga ini bukan hal yang patut dibanggakan oleh Kristiani. Dalam hadits lain lebih dijelaskan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:

اْلأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ وَأَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ِلأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلاً مَرْبُوعًا إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ عَلَيْهِ ثَوْبَانِ مُمَصَّرَانِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيَدْعُو النَّاسَ إِلَى اْلإِسْلاَمِ فَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ اْلإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ وَتَقَعُ اْلأَمَنَةُ عَلَى اْلأَرْضِ حَتَّى تَرْتَعَ اْلأُسُودُ مَعَ اْلإِبِلِ وَالنِّمَارُ مَعَ الْبَقَرِ وَالذِّئَابُ مَعَ الْغَنَمِ وَيَلْعَبَ الصِّبْيَانُ بِالْحَيَّاتِ لاَ تَضُرُّهُمْ فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ. (رواه أحمد وصححه ابن شاكر)
"Para Nabi adalah seperti saudara sebapak, ibu mereka berbeda tapi agama mereka satu. Sesungguhnya akulah yang paling berhak dengan Isa Ibnu Maryam karena tidak ada antaraku dan dia seorang nabi pun. Sungguh dia akan turun, maka jika kalian melihatnya kenalilah dia! Dia adalah seorang yang berkulit antara merah dan putih dalam keadaan berpakaian dua kain yang bercelup ja’faran, rambut-nya seperti meneteskan air padahal tidak basah. Ia akan memecahkan salib-salib, membunuh babi-babi, menggugurkan jizyah, dan mengajak manusia kepada agama Islam. Allah binasakan pada zaman-nya seluruh agama-agama selain Islam. Allah binasakan juga Dajjal. Maka terjadilah keamanan di muka bumi hingga singa bersama dengan unta, macan dengan sapi, dan serigala dengan domba, serta anak-anak kecil bermain dengan ular dengan tidak memberikan bahaya sedikit pun kepada mereka. Demikianlah berlangsung selama empat puluh tahun, kemudian beliau meninggal dan dishalatkan oleh kaum Muslimin." (HR. Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

Jadi pada akhir zaman nanti, Nabi Isa akan turun sebagai seorang Muslim dalam menegakkan ajaran Islam, bahkan akan wafat dan dishalatkan oleh kaum Muslimin. Wallahu'alam Bish shawab..

Demikian beberapa jawaban singkat yang kami paparkan tentang berbagai klaim kosong yang penuh tipuan dari kalangan Kristiani dalam memperkuat dogma palsu mereka yang akan tetap rapuh. Berbagai cara ditempu Kristiani dalam rangka menjadikan manusia khususnya umat Islam mau mengimani kepercayaan mereka yang tidak berdiri dalam fondasi kebenaran, walaupun dengan cara licik dan memalukan.

Liciknya Kristiani begitu bernafsu memilintir dan memutar balikkan makna ayat Al-Qur'an dan hadits sehingga menurut mereka dapat sejalan dengan pemikiran mereka. Memalukannya kembali dalam sikap kelicikan tadi, ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits yang jelas tidak mendukung dogma yang mereka anut malah dipelintir sedemikian rupa dengan argumen tidak mendukung, dan tetap saja hasilnya nihil, dogma mereka tetap tidak terbukti kebenarannya. Justru pembenaran diri yang Kristiani lakukan menunjukkan keputus asaan mereka terhadap sumber kekristenan mereka yang juga tidak mendukung soal ketuhanan Yesus.

Meskipun demikian, kita seharusnya kasihan terhadap mereka kaum Kristiani atas cahaya kebenaran yang belum masuk ke dalam hati mereka, karena klaim mereka itu sama sekali tidak merugikan siapapun kecuali diri mereka sendiri, hanya menambah kesesatan mereka sehingga makin jauh dari kebenaran. Semoga kita yang telah diberikan nikmat keIslaman dapat terus merasakan kenikmatan tersebut sampai ajal menjemput, dan semoga Kristiani yang masih mempertahankan jalannya yang salah segera bertaubat dan memperoleh hidayah Allah. Amin..
*****

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(QS. Al-Maa'idah' 5:72)

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya
Salam Bagi Kaum Yang Mengikuti Petunjuk

0 komentar: