Hadis Sahih Bukhari, no 647:
Diterima dari Abu Dzar. Rasulullah bersabda: " barang siapa
diantara umatku yg mati, sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah
dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga!. "Aku (Dzar) bertanya,
"Sekalipun orang itu berzina dan mencuri?" Jawab Nabi, "Ya! sekalipun
dia berzina dan mencuri!"
Dalam hadits ini terjelaskan urgensi bertauhid dan bahayanya
perbuatan syirik, menyekutukan Allah swt. Bertauhid dengan benar akan
mengantarkan seorang muslim menuju syurga Allah swt dan sebaliknya,
kemusyrikan yang terbawa sampai mati akan mengantarkan pelakunya menuju
neraka, bahkan mengekalkannya berada didalamnya.
Kalaulah puncak kebaikan itu tidak bisa kita raih, maka yang mesti
kita upayakan dengan baik adalah agar jangan sampai kita melakukan
perbuatan syirik sehingga peluang syurga masih terbuka untuk
kita. Upaya yang dapat kita lakukan agar dapat bertemu Allah swt dengan
hati yang bersih -biqalbin salim- adalah dengan berusaha
membersihkan seluruh sisi kehidupan kita dari kesyirikan dan menjauhkan
diri kita dari segala bentuk kemusyrikan. Syirik adalah kezhaliman
yang besar, karena dosa ini terkait dengan kezhaliman kepada Allah swt,
tidak memposisikan Allah swt pada posisi yang seharusnya
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13)
Termasuk perbuatan syirik yang besar adalah menyakini bahwa selain
Allah swt memiliki kemampuan dan wewenang dalam rububiyyah seperti
menciptakan makhluq , menghidupkan dan mematikan, memberi rizki dan
mengatur alam semesta. Ataupun menyakini bahwa selain Allah swt ada
yang pantas menyandang sifat uluhiyyah layak disembah, seperti
melakukan ritual peribadatan kepada sesembahan selain Allah swt.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلاّ إِيَّاهُ
“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia" (QS. Al-Isra’ : 23)
Diantara ancaman bagi pelaku syirik besar seperti ini adalah bahwa
Allah tidak akan mengampuni dosanya jika terbawa sampai mati dimana
pelakunya belum bertaubat;
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا
دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى
إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka ia sungguh
telah berbuat dosa yang besar.” (QS An-Nisa’ [4] : 48)
Disamping itu dosa ini akan membuat amal kebaikan tidak diterima Allah ta`ala, sebagaimana firman-Nya;
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
”Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
sebelummu: ”Jika kamu mempersekutukan (Allah) niscaya akan hapus amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar :
65)
Demikianlah seharusnya bagi seorang mukmin yang ingin meraih
kebahagian akherat, agar senantiasa berupaya keras menjaga kemurnian
aqidahnya dari noda-noda syirik yang akan mengotorinya sehingga pada
hembusan nafas terahirnya dimuka bumi ini ia tidak membawa dosa syirik
dan kelak ketika menemui Allah swt ia akan menemui-Nya sengan hati yang
bersih biqalbin saliim.
Berzina dan mencuri itu adalah perbuatan orang-orang yang sudah
memperturutkan hawa nafsunya. Orang yang beriman kepada Allah dengan
iman yang sebenar-benarnya tidak akan pernah mau melakukan perbuatan
keji seperti mencuri dan berzinah.
Perhatikan hadist ini:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, yang artinya, "Rasulullah saw. bersabda, 'Tidaklah
seorang pezina itu berzina sedang ia dalam keadaan Mukmin. Tidaklah
seorang peminum khamr itu meminum khamr sedang ia dalam keadaan Mukmin.
Tidaklah seorang pencuri itu mencuri sedang ia dalam keadaan Mukmin.
Dan tidaklah seorang perampok itu merampok dengan disaksikan oleh
manusia sedang ia dalam keadaan Mukmin'." (HR Bukhari [2475] dan Muslim [57]).
Dalam riwayat lain ditambahkan, "Tinggalkanlah perbuatan itu, tinggalkanlah perbuatan itu!" (HR Muslim [57] dan [103]).
Dalam riwayat lain disebutkan, "Pintu taubat masih terbuka untuknya setelah itu!" (HR Muslim [57] dan [104])
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Memaki orang Muslim adalah perbuatan fasik dan memeranginya adalah kekufuran." (HR Bukhari [48] dan Muslim [64]).
Ada baiknya kita pelajari bagaimana balasan Allah di akhirat untuk
setiap amal perbuatan manusia. Setelah semua yang ada hancur pada hari
kiamat dan tidak ada yang bangun lagi kecuali Allah SWT, datanglah
perintah Allah SWT kepada malaikat yang bernama Israfil utnuk
mengembus nafiri (terompet) yang didalam Al-Qur’an disebut Shur. Setelah
diembuskannya nafiri itu, satu persatu bangunlah kembali nyawa itu
dari tidur nyenyaknya entah berapa puluh, ratus atau juta tahun. Tuhan
yang maha tahu. Inilah peristiwa pertama yang terjadi setelah kiamat,
yang disebut Yaumul Ba’ts, yaitu hari dibangkitkannya manusia dari alam
kubur. Peristiwa ini terjadi setelah mereka menanti di alam kubur yang
disebut Yaumul Barzah, yaitu saat penantian seluruh umat manusia yang
telah mati. Ketika nafiri diembus (ditiup) oleh malaikat Israfil,
seolah orang-orang didalam kubur dibangunkan untuk bangkit dan
berbondong-bondong menuju kesatu tempat guna menanti panggilan Allah
SWT. Inilah yang dinamakan Yaumul Mahsyar, yaitu hari dikumpulkannya
manusia di padang mahsyar setelah dibangkitkannya dari alam kubur untuk
menunggu panggilan Allah SWT. Mereka hanya memikirkan nasibnya
sendiri-sendiri tanpa mengingat sanak saudara ataupun anak istri atau
suami. Mereka tidak dapat saling menolong. Didalam
surat Al-An’am ayat 22 disebutkan (Artinya):
”Dan (ingatlah) hari yang diwaktu itu Kami menghimpun mereka
semuanya, kemudaian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: ”Dimanakah
sembahan – sembahan kamu yang dahulu kamu katakan
(sekutu-sekutu Kami?)” (QS.Al-An’am: 22)
Setelah manusia dikumpulkan dipadang mahsyar, mereka menunggu
pengadilan dari Yang Maha Adilatas amal perbuatan mereka selama di
dunia. Setelah itu tibalah Yaumul Hisab, yaitu saat perhitungan amal
perbuatan manusia selama hidup di dunia.
Ketika dilaksanakan hisab ini yang bicara bukanlah mulut,
tetapi semua anggota badan yang menjadi saksi sehingga tidak ada satu
pun perbuatan yang terlepas dari perhitungan. Setelah amal perbuatan
manusia dihitung, amal tadi ditmbang dalam suatu neraca untuk
mengetahui perbandingan antara yang baik dan yang buruk. Inilah yang
disebut Yaumul Mizan, artinya hari pertimbangan amal baik dan buruk.
Hal ini menunjukkan betapa besar keagungan serta keadilan Allah SWT.
Sebab setelah diketahui timbangan amalnya Allah SWT akan memberikan
imbalan yang setimpal dengan amal perbuatannya. Ketika manusia
ditimbang amal perbuatannya, maka ketika itu ada shirat, yaitu Jalur
penentu dari masing-masing manusia setelah di hisab dan ditmbang amal
baik buruknya. Pada tahab ini manusia akan ditentukan masuk Neraka atau
masuk Syurga. Hal ini tergantung amal baik dan buruknya.
Apa sebenarnya pengertian Yaumul Mizan ? Seperti kita meyakini,
bahwa tidak dapat dipungkiri kalau hari kiamat itu pasti terjadi,
karenaagama dan ilmu pengetahuan sudah membuktikannya. Setelah kiamat
nanti terjadi maka peristiwa yang akan dilalui dan dijalani oleh setiap
manusia adalah pengadilan dengan menggunakan timbangan yang haq. Tidak
ada yang teraniaya karena tidak ada satu amal perbuatan pun yang tidak
ditimbang. Inilah yang disebut Yaumul Mizan yaitu saat amal perbuatan
manusia ditmbang antara amal perbuatan shaleh (kebajikan) dengan amal
perbuatan buruk(kejahatan)
Perhatikan Firman Allah SWT :
“Timbangan pada hari itu adalah kebenaran. Barangsiapa yang
berat timbangan (amal shalehnya) maka mereka adalah orang-orang
beruntung dan siapa yang ringan timbangan kebajikannya maka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri di sebabkan mereka selalu
meringankan ayat-ayat Kami.” (QS. Al- A’raf : 8-9)
Sementara ajaran agama tentang amal perbuatan manusia
selalu terkait dengan hubungan amal shaleh di dunia dengan pahala di
akhirat atau amal dosa di dunia dengan siksa neraka di akhirat. Artinya
setiap amal shaleh di dunia pasti akan mendapatkan pahala di akhirat
yaitu berupa syurga dan setiap perbutan dosa pasti akan mendapat
balasan siksa yaitu di neraka. Tidak ada suatu perbuaan pun yang tidak
dipertanggung jawabkan.
· Perhatikan Firman Allah SWT :
“Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarah (biji sawi)
sekalipun, pasti ia akan melihat balasannya dan siapa yang mengerjakan
kejahatan seberat dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya
pula.” (QS. Al-Zalzalah : 7-8)
·
Dan Firman-Nya :
“Maka adapun orang-orang yang berat timbangan (kebajikannya)
maka ia berada dalam kehidupan yang diridhai dan adapun orang-orang
yang ringan timbangan (kebajikannya) maka tempat kembalinya adalah
Neraka Hawiyah. Tahukah kamu apa Neraka Hawiyah? Yaitu api yang sangat
panas.” (QS. Al-Qari’ah : 7-9)
Ayat-ayat tersebut diatas memberikan peringatan kepada kita agar
selama hidup di dunia kita selalu berupaya memilih amal kebajikan (amal
shaleh) agar kelak di akhirat amal kebajikan kita timbangannya lebih
berat dan menjauhi perbuatan dosa (amal yang sia-sia) karena yang
demikian pasti akan mendapat balasan berupa siksa di Neraka.
Pada surat Ath-Taghabun:9
"(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari
pengumpulan. Itulah hari ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah
akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga
yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal didalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar."
Jadi betul sekali, bahwa ketika amal perbuatan kita ditimbang, dan
kemudian apabila ternyata amal perbuatan baik kita lebih banyak
ketimbang dosa-dosa kita, maka tidak perlu mampir dulu ke neraka.
Lalu kemudian muncul pertanyaan: "Bukankah meski seseorang itu lebih
berat timbangan kebaikannya, tapi ia tetap memiliki dosa yang harus
dipertanggungjawabkan meskipun sedikit? Lantas bagaimana
mempertanggungjawabkannya?"
Pertanyaan itulah yg kemudian memunculkan persepsi bahwa dosa-dosa
itu harus dipertanggungjawabkan dulu di neraka. Padahal tidaklah
demikian. Sebab, pada proses penimbangan itu Allah telah menutupi
kesalahan-kesalahan kecil kita dengan iman dan amal sholeh yang telah
kita perbuat selama di dunia.
Jadi buat orang yang timbangan kebaikannya lebih besar daripada
kesalahannya maka ia tidak akan dimasukkan lebih dulu ke neraka untuk
membersihkan dosa-dosanya karena dosa-dosanya itu telah Allah tutupi
(dengan kebaikan) di waktu penghitungan. Beda dengan orang-orang yang
timbangan keburukannya lebih berat daripada kebaikannya. Ia akan
dimasukkan ke dalam neraka atas kesalahannya tersebut dan kemudian
Allah baru akan mengangkatnya ke surga atas keimanannya sebagai orang
islam. Termasuk dalam hal ini seorang pencuri dan pezinah.
INTINYA BEGINI HADIST ITU BUKAN MENGHALALKAN PENCURIAN DAN
PERZINAHAN TAPI MAKSUDNYA ADALAH JAMINAN BAGI SETIAP MUSLIM BAHWA DIA
PASTI MASUK SURGA SELAMA DIA MENG-ESA-KAN ALLAH DAN TIDAK
MENYEKUTUKANNYA DENGAN APAPUN. AKAN TETAPI JIKA SEBELUM MASUK SURGA
ITU, AMAL PERBUATANNYA DITIMBANG DI YAUMIL MIZAN TERNYATA DOSANYA
LEBIH BANYAK DARIPADA AMALNYA MAKA DIA HARUS MEMPERTANGGUNGJAWABKAN
DOSANYA TERLEBIH DAHULU DI NERAKA , SETELAH ITU BARU DIA MASUK SURGA
KARENA IMANNYA. PENCURI & PEZINAHPUN BEGITU, KARENA DOSA BESARNYA
ITU TENTU SAJA HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN DULU DI NERAKA DENGAN
HUKUMAN SETIMPAL BARU KEMUDIAN JIKA DIA ADALAH SEORANG MUSLIM YANG
TIDAK MENYEKUTUKAN ALLAH MAKA AKHIRNYA DIA AKAN MASUK SURGA JUGA. JADI
TAFSIRKANLAH HADIST INI DENGAN OTAK YANG WARAS SERTA PERHATIKANLAH
HADIST & AYAT-AYAT ALQUR’AN YANG LAIN YANG MENJELASKAN TENTANG
ADZAB, HUKUM BERZINAH DAN MENCURI.
ISLAM MELARANG MENCURI
Islam melarang menipu, korupsi dan mencuri serta mengancam pelakunya
dengan hukuman. Islam mensyari’atkan had pencurian, yaitu potong
tangan pencuri agar seseorang tidak memberanikan diri mencuri harta
orang lain. Dan apabila ia tidak merasa takut akan hukuman di akhirat,
maka ia akan jera karena dipotong tangannya. Maka dari itu, masyarakat
yang hidup di suatu negeri yang menerapkan syari’at Islam merasa aman
terhadap harta kekayaan mereka, bahkan jikalau potong tangan
di-laksanakan maka sangat jarang sekali adanya pencuri. Allah Azza wa
Jalla berfirman:
Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang
merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa
yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik
(pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan
suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka
baginya siksa yang sangat pedih.(Q.S. Al-Baqarah [2] : 178)
Mencuri adalah mengambil harta orang lain dengan jalan diam-diam diambil dari tempat penyimpanannya.
Mencuri adalah sebagian dari dosa besar. Orang yang mencuri wajib dihukum, yaitu dipotong tangannya.
"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Almaidah (5) : 38)
Apabila ia mencuri untuk yang pertama kalinya, maka dipotong
tangannya yang kanan pada bagian pergelangan telapak tangan. Bila
mencuri untuk yang kedua kalinya, dipotong kaki kirinya dari tuas
tumit. Mencuri untuk yang ketiga kalinya dipotong tangannya yang kiri
dan yang keempat dipotong kakinya yang kanan. Kalau dia masih juga
mencuri, dipenjarakan sampai ia tobat.
Jika mencuri dihukum dengan hukuman seberat itu apa masih dituduh ajaran Islam menyuruh mencuri???
ISLAM MELARANG PERZINAHAN
“(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan
(menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di
dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya”.(QS.
An-Nur : 1)
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akherat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan dari orang-orang yang beriman”.(QS. An-Nur : 2)
“Laki-laki yang berzina tidak menikahi melainkan perempuan yang
berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak
dinikahi melainkan oleh laki-laki yang berzina, atau laki-laki musyrik,
dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mu’min” .(QS.
An-Nur : 3)
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang-orang saksi, maka
deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka
itulah orang-orang yang fasik”.(QS. An-Nur : 4)
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik,
yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia
dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar”(QS. AN-Nur : 23)
“Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak
baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang
tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki
yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
(pula). Mereka (yang di tuduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka. Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (yaitu surga)” .(QS.
An-Nur : 26)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra :
32)
Hanya saja di Indonesia tidak menerapkan syariat Islam, maka hukum
potong tangan dan rajam ini tidak bisa diterapkan. Kalaupun diterapkan
saya yakin tingkat kasus pencurian, perampokan, korupsi, pelecehan
seksual, perzinahan dan perkosaan di Indonesia akan menurun secara
drastis.
Jadi, tuduhan Islam melegalkan pencurian dan perzinahan sangatlah tidak benar.
TUHAN DALAM ALKITAB MENYURUH MURIDNYA MENCURI KELEDAI
Lukas 19: 29-34
(29) Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di
gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
(30) dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu
itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai
muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah
keledai itu dan bawalah ke mari.
(31) Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya."
(32) Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus.
(33) Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?"
(34) Kata mereka: "Tuhan memerlukannya."
(35) Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya.
Cerita yg serupa juga terdapat dalam Matius 21 dan Markus 11. Namun
dalam Matius diceritakan yg dicuri tidak hanya satu ekor keledai itu
saja tetapi juga anak keledai yg ada di dekatnya:
Matius 21:7 "Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu
mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya."
Perhatikan kalimat yg saya BOLD ada kata “jika ada orang”
berarti kalau tidak ada orang maka tuh keledai langsung diembat, apa
dunk namanya kalau bukan mencuri? Tapi jika ada orang yg
bertanya baru deh dijawab: “Tuhan memerlukannya”. Jika itu bukan
perintah mengambil tanpa sepengetahuan pemilik seharusnya ada perintah
untuk tidak mengambil keledai itu jika tidak ada pemiliknya. Tapi
kenyataannya perintah itu sama sekali tidak ada.
TUHAN DI ALKITAB MENYURUH NABINYA MENIKAHI PELACUR DAN TIDAK MENGHUKUM PELACU/PEZINAH
Tuhan di dalam Alkitab malah menyuruh seorang nabi-Nya yang bernama
Hosea untuk menikahi seorang wanita pelacur yang suka berzinah untuk
menjadi istrinya. Perhatikan ayat Alkitab Hosea 1:2-3 berikut ini :
(2) Ketika Tuhan mulai berbicara dengan perantaraan Hosea,
berfirmanlah Ia kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan
sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi Tuhan.”
(3) Maka pergilan ia dan mengawnini Gomer binti Diblaim, lalu
mengandungkah perempuan itu dan melahirkan bayinya seorang laki-laki.
Ironis sekali Tuhan menyuruh Nabi Hosea untuk mengawini wanita
sundal. Jika begitu sama saja Tuhan menyuruh umat-Nya tidak takut
berzinah & menjadi pelacur. Jika laki-laki Kristen meneladani Nabi
Hosea maka seharusnya mereka menikahi juga para pelacur karena itu
memang perintah Tuhan. Begitu juga dengan wanita akan tidak takut
menjadi pelacur, toh pelacur bukanlah pekerjaan hina di mata Tuhan
bahkan bisa mendapat kehormatan dinikahi nabi.
Bahkan dalam ayat lain Tuhan berfirman bahwa Dia tidak akan menghukum pelacur dan pesundal serta para pezinah, perhatikan ayat Hosea 4:14 sebagai berikut :
“Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun
berzinah, atau menantu-menantu perempuan, sekalipun mereka bersundal,
sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan
perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama
dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan
runtuh.
What??? Tidak ada hukuman bagi perempuan pezinah??? Pantesan
di negara-negara barat yang mayoritas beragama Kristen kebanyakan
adalah penganut freesex.
Wallahualam bishshowab...
Label: KRISTOLOGI, MENJAWAB FITNAH
0 komentar:
Posting Komentar