SAYA kagum membaca kisah penemuan sungai di bawah laut, dan terperangah ketika mengetahui bahwa penemunya, Mr. Jacques Yves Costeau,
jadi muallaf. Ada secuil pertanyaan yang terbesit: siapakah Mr.Jacques?
Mengapa ia memilih masuk Islam setelah menemukan sungai di bawah laut?
Menurut Wikipedia,
Jacques-Yves Cousteau yang lahir 11 Juni 1910 di Saint-André-de-Cubzac,
Perancis, adalah perwira di AL Perancis. Ia seorang oseanografer, dan
peneliti serta anggota Académie française. Bersama Emile Gagnan ia
bertanggung jawab membuka mata manusia pada dunia bawah air. Mereka
mencipta alat pernapasan bawah air berdasarkan muatan udara yang
dimampatkan dan disimpan dalam tangki yang dikenal sebagai paru-paru air
Aqua-lung (SCUBA).
Sebelum ini, penyelam terpaksa mengenakan pakaian yang mempunyai saluran
udara yang bersambung dengan permukaan air. Ini membatasi gerak mereka.
Aqua-Lung memungkinkan mereka bergerak bebas. Aqua-Lung telah digunakan
oleh pihak Sekutu untuk membersihkan perairan internasional dari periuk
api musuh semasa Perang Dunia II. Jacques Costeau juga mereka teknik
penggambaran bawah air yang digunakan olehnya untuk menghasilkan film
dokumenter mengenai kehidupan di sana. Film-filmnya membuka mata orang
banyak mengenai adanya keragaman kehidupan di bawah air.
Pada awalnya, Costeau berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayannya semata saat menyelam. Namun demikian rasa penasaran ini senantiasa menggodanya setiap saat. Berbagai pertanyaan yang bergelayut dalam benaknya itu tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Menemukan jawabannya memang bukan hal yang mudah, hingga pada suatu saat Costeau bertemu dengan seorang profesor Muslim. Menurut Voice Of Al-Islam setelah Costeau menceritakan fenomena ini, Sang Profesor pun mengingatkan pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, Costeau merasakan sebuah pesona yang luar biasa.Ia kagum, melebihi kekagumannya saat menemukan pemandangan ajaib di bawah lautan yang dalam itu. Dalam pikiran Costeau, Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20 ini pun menjadi mukjizat bagi Costeau. Dan seketika itu pula ia lantas meyakini bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.
Berangkat dari sini, Mr. Costeau yang meninggal dunia di Paris 25 Juni 1997 itu pun mendapat hidayah dan memeluk Islam.
Label: KISAH MUALLAF
1 komentar:
Subhanallah..Izin COPAS Gan..!!!
Posting Komentar